Kisah Heroik Korban Begal, Membunuh demi Mengantar Nasi Buat Ibunda di RS
Tak ada yang mau menjadi korban begal. Tak terkecuali Amaq Santi alias S, 34.
Amaq menjadi korban begal saat menunggangi sepeda motornya di jalanan Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia dicegat sebuah motor dengan dua penunggang.
"Malam itu saya mau mengantar nasi ke ibu saya yang sedang di rumah sakit," demikian Amaq mengawali pengalaman pahitnya saat ditemui Jurnalis Metro TV, Adhy Hendry, di rumah Kepala Dusun Mateng Maling, Desa Ganti, Lombok Tengah.
Baru tiba di Timur Ganti, mata Amaq silau dengan lampu sepeda motor yang ada di belakangnya. Lampu itu memantul dari kaca spion sepeda motornya.
Seturut sorot lampu, sepeda motor yang ditumpangi dua orang itu lantas mendekatinya dan langsung menyenggol. Amaq oleng.
Belum selesai menyeimbangkan tunggangan, sepeda motor itu lantas mengadangnya. Amat mengerem mendadak hingga motor berhenti.
Tiba-tiba, pengendara motor yang mengadangnya langsung menebas tangan Amaq. Bukannya takut, Amaq justru membusungkan dada dan merangsek maju.
Terjadi duel yang tak seimbang. Amaq melawan dua orang. Tapi dia tak lantas ciut.
"Langsung saya bacok kedua orang itu," ujar Amaq tak ragu.
Meski dikeroyok dua begal itu, Amaq bisa membela diri. Akhirnya, kedua orang itu justru meninggal dunia dalam duel tersebut.
Atas perbuatannya, Amaq lantas ditetapkan sebagai tersangka oleh Satuan Reserse dan Kriminal, Polres Lombok Tengah. Warga tak terima.
Mereka yang merupakan gabungan anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) menggelar aksi untuk mendesak Polres Lombok Tengah membebaskan Amaq. Warga merasa, penetapan Amaq sebagai tersangka tidak adil.
"Bapak Santi (korban begal) ini harus dibebaskan, jangan sampai alibi warga takut melawan kejahatan," kata salah satu perwakilan LSM, Tajir Syahroni, di halaman Polres Lombok Tengah, Rabu, seperti dilansir Antara.
Tajir bersama warga lainnya datang untuk memberikan pembelaan kepada korban begal yang telah ditetapkan tersangka oleh penyidik Polres Lombok Tengah. Dia menekankan warga tidak bisa tinggal diam saat menjadi korban kejahatan.
Baca: Polisi Diminta Bebaskan Korban Begal yang Ditetapkan Tersangka "Penjahat itu wajib dilawan, hal itu telah ditunjukkan oleh korban yang berhasil melumpuhkan pelaku begal yang akan mengambil hartanya," jelasnya.
Desakan warga itu rupanya didengar. Polisi kini menangguhkan penahanan Amaq. Sejak Rabu sore, Amaq sudah dapat berkumpul lagi bersama keluarga.
Posting Komentar untuk "Kisah Heroik Korban Begal, Membunuh demi Mengantar Nasi Buat Ibunda di RS"